Biar malam ini berlalu dengan baik. Kepala ini sudah berada di atas tempat yang menantinya, tapi isi di dalam kepala ini tak karuan entah berceceran kemana. Langit gelap di luar sana, ada kah kau lihat seorang wanita bermata cekung dengan bibir enggan tersenyum mencari-cari cahaya yang akan membawanya kepada hari yang damai?
Ku rasa dia ada dia hamparan bumi yang bertahtakan malam dengan bintang-bintang.
Lalu di ruang ini, raga yang baring dengan diam, mencari wanita itu yang sudah berlari di luar kendalinya.
Adakah pelajaran hidup yang tersaji itu terlalu berat untuknya?
Ataukah jiwa dan raganya yang terlalu lemah untuk bertarung di kemudian hari?
Waktu yang tak pernah menunggu menuntut untuk jiwa dan raga ini menyatu, raga dan jiwa pun menuntuk kedamaian pada waktun yang terus bergulir. Mata cekungnya bukan pertandania ingin tidur nyenyak, tapi tanda bahwa ia berusaha terjaga mencari damai dan bekal apa untuknya di alam yang berbeda kelak. Bibirnya yang enggan tersenyum bukan pertanda ia berhati keras dan jahat, tapi gambaran hatinya yang mengangkut cerita hidup yang penuh duri.
Bila malam ini tak berhujung, dan pagi tak datang, maafkan semua khilaf dan salah yang ada pada seonggok daging bernama ini, maafkan atas lisannya, lakunya, dan keseluruhan inderanya yang pernah berbuat tidak baik.
Lebarnya ampunan yang diharapkan, luasnya kasih sayang yang dinanti, pada sang Maha Esa.
Let me sleep as well as I can do, and let me wish tommorow will come.